Silahkan simak artikel berikut:
PUBLIS.ID, JEMBER - Ribuan warga tumpah ruah di Kecamatan Panti, tepatnya di Lapangan Gelora Pemuda untuk menyaksikan Gebyar Budaya Pandhalungan Sewu. Rupanya, budaya mampu menjadi perekat dan mempersatukan masyarakat Jember, Sabtu 16 November 2019.
Salah seorang warga asal Desa Suci, Ahmad sengaja datang bersama keluarganya untuk menyaksikan tarian massal ini. Kata Ahmad, putrinya senang lihat vidio tarian di youtube, oleh karenanya begitu mendengar ada tarian massal ini, Ahmad mengajak keluarga kecilnya.
Gebyar Budaya Pandhalungan Sewu ini dihadiri Bupati Jember dr. Faida MMR., Bupati pun turut menari bersama ribuan penari. Para penari ini berasal dari guru, murid, dan masyarakat Kecamatan Panti.
“Kita hebat, kita kuat karena kita bhineka tunggal ika. Kita pertahankan persatuan. Jangan mudah dipecah belah. Seni budaya akan menjadi perekat NKRI,” kata Bupati Jember, dr. Faida, MMR., di Kecamatan Panti.
“Saya bangga Panti bangkit dengan seni budayanya. Identitas suatu bangsa tidak lepas dari seni budayanya,” kata bupati.
Kegiatan ini diberi nama Pandhalungan Sewu, menurut bupati, karena budaya Jember merupakan budaya gabungan.
Pandhalungan berasal dari kata Ndhalung, yang artinya ceruk atau wadah. Menampung kombinasi dari berbagai budaya.
Keberagaman budaya ini tidak perlu dipermasalahkan. Gebyar Budaya Pandhalungan yang melibatkan ribuan orang di lapangan ini, bagi bupati, sesuai misi 22 Janji Kerja Bupati – Wakil Bupati. Yaitu memberdayakan lapangan terbuka untuk kegiatan seni budaya. Bupati pun menyatakan akan memfasilitasi untuk menyiapkan lapangan desa layaknya lapangan kecamatan, yang dipakai untuk aktivitas olahraga, seni budaya, istighotsah, dan ekonomi kerakyatan.
Gelar seni dan budaya ini merupakan gerakan dari bawah, dari masyarakat. Karena itu, kegiatan ini diharapkan menjadi pemersatu di Kecamatan Panti.
Sajian ini juga diharapkan menjadi wisata edukasi yang mengajarkan kepada anak-anak tentang budaya mereka.
“Anak-anak harus menerima kenyataan mereka bukan Madura, bukan Jawa, bukan Osing. Jember ini memang Pandhalungan, dari berbagai macam suku,” tegasnya. Menurut bupati, pesan yang disampaikan dalam kegiatan ini merupakan pendidikan yang baik untuk anak-anak. “Budaya juga menjadi pemersatu bangsa kita,” ujarnya.
Bupati juga mengungkapkan keyakinannya, seni budaya yang tumbuh dari rakyat ini akan menjadi daya tarik wisata. Beragam seni dan budaya yang disajikan, lanjut bupati, menunjukkan masyarakat mulai menyadari kekuatan Jember ada di keanekaragaman budayanya.
Kesadaran itu harus diajarkan kepada anak-anak. Berkesenian harus dimulai dari anak-anak. Mencintai seni dan budaya harus dimulai dari anak-anak.
Demikian pula, kegiatan seni budaya di sekolah maupun di tengah masyarakat harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya membangun karakter bangsa.
Dalam kesempatan itu, bupati menyebutkan kegiatan seni di Jember yang telah menjadi kegiatan rutin nasional adalah Jember Fashion Carnaval. Namun demikian, patut untuk memulai kegiatan seni budaya lainnya.
Setiap tahun, masih kata bupati, Pemerintah Kabupaten Jember akan memilih 10 kegiatan terbaik dari 100 kegiatan seni budaya untuk menjadi kegiatan rutin yang dibiayai oleh pemerintah.
Sumber: http://www.publis.id/read/ketika-budaya-mempersatukan-masyarakat-jember.
Setelah kalian menyimak berita diatas, analisislah Fungsi budaya apa yang ditonjolka oleh Pemerintah Kabupaten Jember!
No comments:
Post a Comment